
CILACAP, Jawapost.net — Pandemi Covid-19 mengubah hidup banyak orang, termasuk Ratmini, warga Desa Karangputat, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Lima tahun terakhir ia menekuni usaha jamu tradisional keliling, sebuah langkah yang lahir dari masa sulit namun kemudian menjadi sumber penghasilan yang stabil.
Sebelum pandemi, Ratmini bekerja sebagai tenaga sales dan terbiasa bertemu banyak orang setiap hari. Ketika pembatasan aktivitas mulai diberlakukan, pekerjaannya terhenti total.
Selama setahun ia berada tanpa penghasilan, sementara kebutuhan rumah tangga tetap harus dipenuhi. Kondisi itu membuatnya merasa tertekan dan tidak bisa berdiam diri.
Dalam situasi tersebut, muncul keinginan untuk tetap produktif dan kembali berinteraksi dengan masyarakat. Ia kemudian memilih berjualan jamu tradisional keliling. Baginya, jamu bukan sekadar minuman, melainkan warisan kesehatan yang dapat membantu masyarakat menjaga kebugaran, terutama pada masa pandemi. Ia mulai meracik jamu sendiri dan memberanikan diri menawarkan dagangannya dari rumah ke rumah.
Perlahan usahanya dikenal warga. Jumlah pembeli bertambah, lalu berkembang menjadi pelanggan tetap yang mengandalkan jamu buatannya untuk menjaga stamina, meredakan pegal, meningkatkan imun, atau sekadar menjaga kesehatan secara alami.
Kini usaha jamu Ratmini tidak lagi sekadar upaya bertahan hidup di masa krisis. Setelah lima tahun berjalan, kegiatan itu menjadi sumber penghasilan sekaligus kebanggaan yang memberi semangat baru dalam hidupnya.
Kisah Ratmini menunjukkan bahwa ketika peluang tidak datang, seseorang bisa menciptakannya melalui kerja keras dan keberanian.
Usaha jamu Ratmini menjadi contoh bagaimana masa krisis dapat melahirkan kreativitas dan ketahanan bagi para pelaku UMKM yang tidak menyerah.
Reporter : (Shlh).
