Banyumas, Jawapost.net – Pasca aksi demo anarkis di halaman Pendopo Kabupaten Banyumas, ratusan elemen masyarakat lintas organisasi menggelar deklarasi damai dan doa bersama lintas agama. Acara yang digelar di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Rabu (3/9/2025) pukul 15.00 WIB ini bertujuan menciptakan rasa aman dan kondusif di wilayah Banyumas.

Acara tersebut dihadiri Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, jajaran Forkopimda, Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf. Lukman Hakim, M.Han, Kapolresta Banyumas Kombes Pol Dr. Ari Wibowo, SIK, MH, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan komunitas, organisasi, hingga insan pers.

Dalam sambutannya, Bupati Sadewo menegaskan bahwa menyampaikan pendapat merupakan hak setiap warga negara, namun harus dilakukan sesuai aturan hukum yang berlaku.

Ratusan Elemen Warga Banyumas Gelar Deklarasi Damai dan Doa Bersama

“Menyampaikan aspirasi adalah hak, tetapi menjaga ketertiban adalah kewajiban bersama. Banyumas rumah kita yang harus kita rawat agar tetap aman, damai, adem, dan tentrem,” ujarnya.

 

Senada, Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf. Lukman Hakim, M.Han, mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman yang bisa mengganggu stabilitas daerah.

“Kita menolak segala bentuk anarkisme. Dialog dan musyawarah adalah jalan mulia untuk menjaga keutuhan bangsa,” tegasnya.

Ratusan Elemen Warga Banyumas Gelar Deklarasi Damai dan Doa Bersama

Pernyataan sikap dibacakan oleh Ketua Forum Banyumas Eksis (FBE) Yudo F. Sudiro bersama Ketua Ojol Banyumas. Isi deklarasi antara lain komitmen menjaga ketenteraman daerah sekaligus mendukung penuh program pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.

Acara ditutup dengan doa bersama lintas agama. Doa pertama dipimpin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, H. Ibnu Asaddudin, kemudian dilanjutkan secara bergiliran oleh para tokoh lintas agama dan kepercayaan.

“Kita semua memohon ridha Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang agar Banyumas senantiasa tenteram, aman, damai, dan sejahtera,” tuturnya.

Baca Juga:  Sejarah Jawa Tengah: Jejak Peradaban dari Kalingga hingga Kerajaan Mataram