
JAWA TENGAH – Provinsi ini bukan hanya jantung geografis Indonesia, tapi juga pusat penting dalam sejarah panjang peradaban Nusantara. Dari kerajaan bercorak Buddha di abad ke-7 hingga kejayaan Hindu-Buddha dan Islam, tanah ini menyimpan jejak-jejak bersejarah yang kaya dan monumental. Mari kita telusuri sejarah panjang Jawa Tengah yang penuh warna dan makna.
🏯 Kalingga: Awal Mula Sejarah Tertulis di Jawa Tengah
Sejarah Jawa Tengah tertulis dimulai sejak abad ke-7 dengan berdirinya Kerajaan Kalingga, yang menurut sejumlah prasasti dan catatan Cina, merupakan kerajaan bercorak Buddha di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, tepatnya di Jepara.
Ratu legendaris bernama Ratu Shima memimpin kerajaan ini dengan tangan besi namun adil pada sekitar tahun 674 M. Dikisahkan bahwa hukum ditegakkan sangat keras; bahkan jika seorang pejabat tinggi mencuri satu keping emas, maka ia tetap dihukum sesuai aturan.
Menurut catatan Dinasti Tang dari Tiongkok, kerajaan ini menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan berbagai kerajaan Asia. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, Jawa Tengah sudah menjadi bagian dari jaringan global kuno.
🏛️ Kerajaan Medang (Mataram Kuno): Warisan Agung di Tanah Jawa
Setelah masa Kalingga, Jawa Tengah menjadi pusat Kerajaan Medang atau lebih dikenal dengan nama Mataram Kuno (abad ke-8 hingga ke-10). Kerajaan ini dipimpin oleh raja-raja dari Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra.
Wangsa Sanjaya bercorak Hindu, sementara Wangsa Syailendra dikenal dengan arsitektur dan keagamaannya yang bercorak Buddha Mahayana. Peninggalan paling terkenal dari era ini adalah Candi Borobudur (Buddha) dan Candi Prambanan (Hindu) — keduanya berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Borobudur, dibangun pada abad ke-9, merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan menandakan kemajuan luar biasa dalam arsitektur, seni, dan kepercayaan masyarakat pada masa itu.
⚔️ Konflik Wangsa & Perpindahan Pusat Pemerintahan
Perpindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada masa raja Mpu Sindok (sekitar 929 M) diyakini akibat bencana alam (kemungkinan letusan Gunung Merapi) dan konflik internal. Kerajaan kemudian berkembang menjadi Medang di Timur, cikal bakal dari kerajaan-kerajaan besar selanjutnya seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit.
🕌 Masuknya Islam dan Lahirnya Kesultanan Demak
Pada abad ke-15, arus Islam mulai kuat di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Berdirinya Kesultanan Demak (sekitar 1475 M) menandai berakhirnya era Hindu-Buddha dan munculnya kekuatan Islam sebagai basis kekuasaan baru.
Raden Patah, raja pertama Demak, dipercaya merupakan keturunan dari Majapahit. Demak menjadi kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan pusat dakwah Wali Songo.
Demak juga pernah menjadi kekuatan militer penting yang melawan Portugis dan kerajaan-kerajaan Hindu di timur.
🏯 Kesultanan Mataram Islam & Perlawanan terhadap Belanda
Setelah Demak melemah, kekuasaan Islam berpindah ke Kesultanan Pajang dan akhirnya mencapai puncaknya di Kesultanan Mataram Islam, berpusat di Kotagede (kini bagian dari Yogyakarta). Di bawah pimpinan Sultan Agung, Mataram menguasai hampir seluruh Pulau Jawa.
Sultan Agung terkenal karena penyerangan ke Batavia pada tahun 1628–1629 untuk melawan VOC Belanda. Meskipun gagal, upaya ini menunjukkan keberanian dan nasionalisme awal terhadap kolonialisme asing.
🇳🇱 Zaman Kolonial Belanda dan Perubahan Politik
Pada era penjajahan Belanda, wilayah Jawa Tengah menjadi bagian penting dalam administrasi kolonial. Pusat-pusat ekonomi, pertanian, dan transportasi seperti Semarang, Solo, dan Magelang berkembang pesat.
Namun di sisi lain, rakyat mengalami penderitaan besar akibat sistem tanam paksa dan kebijakan kolonial yang eksploitatif. Banyak perlawanan lokal terjadi, termasuk perlawanan Pangeran Diponegoro (1825–1830) yang dikenal sebagai salah satu perang terbesar di Nusantara.
🇮🇩 Masa Kemerdekaan dan Peran Jawa Tengah
Setelah kemerdekaan 1945, Jawa Tengah memainkan peran penting dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Banyak tokoh militer dan sipil dari Jawa Tengah ikut aktif dalam perang kemerdekaan dan konsolidasi nasional.
Kota seperti Ambarawa, Surakarta, dan Magelang menjadi medan pertempuran strategis. Hingga kini, Jawa Tengah menjadi pusat pendidikan militer, ekonomi pertanian, dan budaya Jawa yang kuat.
🎭 Budaya, Bahasa, dan Kearifan Lokal
Tak lengkap bicara sejarah Jawa Tengah tanpa menyebut kebudayaannya. Wilayah ini dikenal sebagai penjaga budaya Jawa yang kaya: mulai dari wayang kulit, keris, batik, hingga keraton dan bahasa Jawa krama inggil.
Jawa Tengah bukan hanya bagian dari sejarah Indonesia, tapi juga penjaga nilai dan filosofi hidup masyarakat Jawa yang masih lestari hingga kini.