Banyumas, Jawapost.net – Di tengah arus kehidupan serba digital, TK Masyithoh 26 Sokaraja Kidul menghadirkan ruang belajar yang menenangkan dan penuh makna.

Sekolah ini bukan sekadar tempat bermain, tetapi taman kehidupan yang mengajarkan anak-anak untuk tumbuh dalam rasa syukur dan cinta terhadap alam.

“Alhamdulillah, sekolahnya sudah jadi. Terima kasih kepada semua yang telah bersedekah. Semoga berkah,” ungkap KH Mohammad Husain, Penasehat sekaligus Ketua Panitia Pembangunan TK Masyithoh 26, dengan mata berbinar penuh haru.

Ia menjelaskan, gagasan sekolah berbasis alam ini berawal dari keprihatinan atas banyaknya TK yang masih berorientasi pada akademik semata.

“Anak-anak perlu ruang nyata yang menyenangkan dan menumbuhkan cinta kepada alam. Dari situ mereka belajar sabar, peduli, dan bersyukur,” jelasnya.

Di lingkungan sekolah yang asri, tersedia taman kebun, kolam ikan, dan kandang ayam kecil. Semua menjadi sarana belajar alami bagi para santri cilik—dari menanam sayuran hingga memberi makan ikan, mereka belajar memahami makna kehidupan dengan cara yang menyenangkan.

Kepala TK Masyithoh 26, Indah Purnami, S.Pd. AUD, menuturkan bahwa pendidikan di sekolah ini menyeimbangkan kecerdasan, akhlak, dan spiritualitas anak.

“Kami ingin anak-anak tumbuh dengan iman yang kuat, ilmu yang bermanfaat, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.

Didirikan pada 17 Juli 2000 dengan 42 siswa, TK Masyithoh 26 kini menjadi contoh pendidikan usia dini berbasis alam dan nilai-nilai Islam di Banyumas.

“Pokoke wong urip kudu obah, ben ora mubah. Syukur agawe berkah, dadeake kabeh podo bungah,” tutup KH Husain sembari tersenyum melihat anak-anak bermain di bawah sinar mentari—tumbuh dalam syukur, belajar dalam cinta.

Jurnalis : Shlh. 

Baca Juga:  Prawoto Resmi Nahkodai SMK Negeri Nusawungu, Diharapkan Bawa Angin Segar Pendidikan Kejuruan