Purwokerto (Jawapost.net) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Purwokerto Selatan pada Selasa sore (21/10/2025) kembali membawa duka bagi warga Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.

Air sungai yang meluap merendam rumah-rumah warga hingga area pemakaman di RW 003, RW 004, dan RW 005. Genangan air ini bukan peristiwa baru, melainkan rutinitas pahit yang terus berulang tanpa solusi nyata.

Yudo F. Sudiro, atau akrab disapa Ndan Iteng, mengungkapkan kekecewaannya melalui sambungan telepon, Selasa malam.

“Kami sudah lelah menjadi langganan banjir. Sampai kapan ini berakhir? Kami butuh normalisasi sungai dan area resapan air yang nyata, bukan janji di atas kertas,” ujarnya dengan nada getir.

Hal senada disampaikan Sidiq Fathoni, warga Karangklesem Selatan Teknas. Ia menuturkan, area makam leluhur di Kali Santri kini nyaris tak pernah luput dari rendaman air setiap kali hujan deras turun.

“Makam itu tempat kami mengenang dan berdoa. Tapi setiap hujan turun sehari saja, air sudah menenggelamkan batu-batu nisan. Kami mohon pemerintah bertindak,” ucapnya dengan nada sedih.

Menanggapi keluhan warga, Anggota Komisi III DPRD Banyumas, Abdullah Arif Budiman, menegaskan bahwa persoalan banjir di Karangklesem telah mencapai tahap darurat.

“Sungai Kalibener harus segera dinormalisasi. Alirannya kini melingkar seperti huruf S, membuat air tak bisa mengalir dengan lancar. Jika ini jadi prioritas kepala daerah, masalahnya bisa diselesaikan,” ujarnya.

Menurutnya, penyelesaian banjir tidak cukup hanya dengan proyek kecil atau melalui dana pokir semata.

“Dibutuhkan langkah menyeluruh dengan dukungan lintas kementerian. Ini bukan sekadar infrastruktur, tapi menyangkut keselamatan warga dan martabat kemanusiaan,” tegasnya.

Hingga malam hari, genangan masih menyisakan lumpur dan kepedihan. Warga berharap, kali ini seruan mereka benar-benar didengar, sebelum Karangklesem kembali tenggelam — bukan hanya oleh air hujan, tetapi juga oleh janji yang tak kunjung ditepati. (Shlh).